5 Rumah Adat Riau Lengkap dengan Penjelasan dan Gambarnya

Rumah Adat Riau – Pada kesempatan ini, kami akan sedikit berbagi tentang Rumah Adat Riau. Jika anda pernah singgah atau tinggal di Riau, tentu saja anda sudah mengetahuinya. Namun, untuk teman-teman yang tinggal di daerah di luar Riau, mungkin mereka belum tahu tentang rumah adat Riau.

Setiap provinsi di Indonesia tentunya memiliki budayanya sendiri. Seperti tarian tradisional, rumah adat, senjata tradisional dan bahkan makanan tradisional. Ini semua adalah bukti kekayaan negara Indonesia, yang harus kita lindungi dan lestarikan.

Karenanya kita bersama-sama akan belajar untuk mengetahui lebih banyak tentang Rumah Adat Riau. Dengan demikian kita dapat mengetahui dan mampu mempertahankan salah satu budaya di Indonesia. Di bawah ini adalah penjelasan tentang beberapa rumah Adat Riau.

Secara umum, rumah adat Riau terdiri dari 5 jenis rumah, yang akan kita pelajari pada kesempatan ini. Rumah adat ini merupakan bukti kekayaan milik masyarakat Riau pada khususnya. Yang menjadi budaya turun temurun leluhurnya. Alangkah baiknya jika kita mengetahui beberapa penjelasan singkat tentang rumah adat tersebut. Di bawah ini adalah deskripsi singkat tentang rumah adat Riau

Balai Salaso Jatuh

Rumah Adat Riau - Balai Salaso
Rumah Adat Riau – Balai Salaso

Rumah adat pertama di Riau disebut Balai Salaso Jatuh. Ketika kita hidup di pulau Jawa khususnya, nama itu terdengar sedikit aneh di telinga kita. Namun bagi masyarakat Riau, tentunya, mereka tahu betul tentang arti nama bangunan yang disebut Balai Salaso Jatuh.

Balai Salaso Jatuh pada dasarnya adalah bangunan yang berasal dari Riau, yang digunakan untuk bermusyawarah dan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Balai Salaso Jatuh tidak digunakan sebagai rumah tinggal. Akan tetapi balai ini digunakan untuk musyawarah dan kegiatan publik lainnya.

Menurut fungsinya, Balai Salaso Jatuh memiliki sebutan lain yang juga dikenal di kalangan masyarakat sekitarnya. Seperti Balai Panobat, Balai Karapatan, Balai Sari dan masih banyak lagi. Namun belakangan ini fungsinya mulai berubah menjadi rumah penghulu atau masjid.

Bangunan ini mempunyai selaras dengan bentuk melingkar dan memiliki lantai lebih rendah dari ruang yang di tengah. Selain itu Balai Salaso Jatuh juga dihiasi dengan berbagai ukiran dan pahatan dalam bentuk tanaman atau hewan. Setiap ukiran yang ada di rumah adat Riau ini memiliki penamaannya masing-masing. Istilah ukiran di Balai Salaso Jatuh adalah sebagai berikut:

  • Motif ukiran di tangga dinamakan lebah bergantung atau disebut juga ombak-ombak.
  • Motif ukiran di atas pintu dan jendela disebut sebagai lambai-lambai.
  • Motif ukiran di sebelah pintu dan jendela disebut kisi-kisi, semut beriring dan itik pulang petang.
  • Motif ukiran pada tiang disebut tiang gantung.
  • Motif ukiran pada bidang memanjang dan melengkung disebut kalok paku.
  • Motif ukiran pada bagian atas dan di bawah tiang disebut rebung.
  • Motif ukiran di cucuan atap disebut sayap layang-layang atau sayap layangan.
  • Motif ukir di langit-langit atau ventilasi disebut melur, bunga Cina, bunga manggis dan lain-lain.
  • Motif ukiran yang ditemukan di atap disebut salembayung atau sulobuyung.

Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar

Rumah Adat Riau - Rumah Salaso Jatoh Kembar
Rumah Adat Riau – Rumah Salaso Jatoh Kembar

Rumah Adat Riau selanjutnya disebut Rumah Adat Riau Salaso Jatuh Kembar. Rumah adat ini adalah rumah adat yang didirikan oleh gubernur Riau (Imam Munandar) sebagai rumah adat resmi provinsi Riau. Selain itu, rumah ini juga menjadi ikon dan lambang provinsi Riau itu sendiri.

Mengapa disebut Salaso Jatuh Kembar? Salah satu alasannya. Karena rumah ini memiliki model layaknya rumah panggung berbentuk persegi panjang. Alasan lain adalah bahwa rumah ini memiliki dua selaras dengan ruang tengah yang lebih tinggi dari lantai.

Bagian-bagian Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar

  1. Beratap Silang

Rumah adat Riau Balai Selaso Jatuh Kembar terdiri dari dua silangan di ujung atap dan di kaki atap. Kedua bagian melengkung ke atas, tetapi lengkungan langit-langit ini harus lebih kuat dari atap kaki. Hiasan kaki disebut sulo bayung dan atap kaki disebut Sayok Layanagan.

Rumah ini memiliki makna tersendiri yang menghubungkan manusia dan penciptanya. Manusia yang memiliki banyak cobaan yang terkadang bisa menghanyutkan dan dapat membawa manusia ke kehidupan yang lebih gelap.

Bentuk atap ini adalah agar pemiliknya tidak lupa beribadah di mana nantinya akhir hidupnya dapat kembali ke keadaan suci. Bahan yang digunakan oleh masyarakat Riau adalah daun rumbia yang diikat dengan tali atau rotan ke tulang atap.

Sedangkan ujung atap yang berat dipasakan pada bagian atap menggunakan nibung. Bahan ini sering digunakan di masyarakat Riau untuk berteduh.

  1. Loteng

Di rumah tradisional ini Riau memiliki dua loteng yang disebut langsa. di dapur disebut panas. Tidak semua rumah tradisional memiliki lonteng, biasanya di ruang tamu dibiarkan terbuka. Bertujuan jika ada tempat pernikahan bisa ditempatkan sebagai pelaminan. Bahan yang sering digunakan pada bagian  lonteng adalah menggunakan papan kayu keras dan kuat seperti merbau.

  1. Lubang Udara / Ventilasi

Rumah-rumah adat Riau memiliki lubang udara yang sering disebut ventilasi. Ventilasi ini dimaksudkan untuk masuk atau mengeluarkan udara. Lubang udara ini berbentuk simetris atau persegi, delapan, enam, empat atau bundar.

Simbol ini adalah simbol kepercayaan masyarakat Melayu. Lubang udara biasanya ada di bagian atas pintu dan jendela rumah. Lubang udara yang terbuat dari kayu sungkai umumnya digunakan untuk pintu dan jendela.

  1. Dinding Miring

Dinding di rumah tradisional ini tidak seperti rumah lain. Menggunakan kayu keras dan tanpa serat, dinding ini terbuat dari dua lapisan luar dan dalam. Dinding di dalam rumah ini memiliki kemiringan 20′ sampai 30′. Adanya dinding miring membuat rumah-rumah adat yang terletak di tepi sungai atau laut di mana anginnya sangat kencang, memiliki aerodinamika.

Bentuk ini terinspirasi oleh bentuk kapal yang terlihat dari dekorasi di kaki dinding yang menyerupai perahu. Dinding ini juga direkatkan dengan jenang untuk menutup dinding cekung dan menempatkannya di bagian yang lurus sehingga tidak tembus angin atau cahaya.

  1. Lantai Kayu Nibung

Lantai rumah tradisional Riau ini dibuat dengan sangat rapi, sementara bagian dapurnya jarang. Lantai ini terbuat dari kayu nibung. Agar kuat, kayu nibung diletakkan di belakang atau kamar mandi, yang sering terkena air. Ketinggian lantai biasanya dibentuk berdasarkan ketinggian pilar rumah dengan perbandingan 20cm hingga 60cm.

  1. Bendul / Penguat Lantai

Bendul adalah batas lantai kayu yang tidak boleh disatukan karena fungsinya untuk memperkuat dan mengamankan ujung lantai.

  1. Pintu Rumah Adat Riau

Pintu ini memiliki fungsinya sendiri, yang bertindak sebagai jalan masuk. Jika ada tamu di ruang pertama yang lain tidak perlu lewat di depan para tamu. Pintu ke rumah adat riau ini hanya boleh digunakan oleh mereka yang memiliki rumah atau kerabat terdekat.

  1. Tangga Dengan Bilangan Ganjil

Tangga di rumah adat Riau ini susunannya dibuat dengan bilangan ganjil sesuai dengan tingkatan rumah. Tangga yang dibuat biasanya berbentuk persegi atau bundar, yang dilengkapi dengan tangan tangga yang dihiasi ornamen atau papan.

Tangga ini biasanya terletak di sebelah rumah untuk menghindari pandangan langsung ke rumah, tetapi ada juga yang memasang di depan rumah.

Bagian anak tangga biasanya terbuat dari kayu nibung atau kayu keras lainnya yang dapat menahan serangan panas. Biasanya permukaan tangga ini dimulai dengan menempatkan kayu keras bersanding di sebelah kanannya dengan tempat mencuci kaki untuk orang yang ingin memasuki rumah.

Rumah Melayu Atap Lontik

Rumah Adat Riau - Atap Lontik
Rumah Adat Riau – Atap Lontik

Rumah adat Riau berikutnya adalah atap rumah Melayu Atap Lontik atau disebut rumah lancang atau pancalang. Rumah ini dari Kabupaten Kampar, Riau. Kenapa disebut lancang atau pancalang? Karena rumah ini memiliki ornamen di dinding depan rumah yang berbentuk seperti perahu.

Jika dilihat dari kejauhan, rumah ini akan terlihat seperti rumah perahu yang biasanya dibuat oleh masyarakat setempat. Selain disebut lancang dan pancalang, rumah ini juga disebut lontik. Kenapa begitu? karena rumah ini memiliki perabung atap berbentuk melentik ke atas.

Menurut perkiraan, rumah adat ini dipengaruhi oleh budaya Minangkabau. Karena sebagian besar rumah-rumah ini terletak di daerah yang berbatasan langsung dengan Sumatera Barat. Keunikan lain dari rumah adat ini adalah bahwa tangga rumah ini memiliki bilangan angka ganjil seperti lima dan lainnya.

Alasan mereka memilih nomor lima adalah karena mereka percaya pada agama Islam, yang memiliki lima rukun Yaitu Shahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. Itulah alasan mengapa mereka memilih nomor lima. Bentuk pilar di rumah ini juga bervariasi, ada yang segi empat, segi enam, segi enam, segi delapan dan segi sembilan.

Setiap jenis tiang yang ditemukan di rumah adat ini memiliki makna dan maksud yang diyakini oleh masyarakat Riau. Tiang persegi panjang dapat diartikan dengan empat arah mata angin, persis seperti segi delapan. Dan segi lima atau segi enam melambangkan jumlah rukun Iman dan rukun Islam. Dan pilar yang memiliki segi tujuh berarti tujuh tingkat surga dan neraka.

Rumah adat ini memiliki panggung untuk mencegah serangan satwa liar atau mencegah banjir. Penduduk setempat sering menggunakan sisi rumah untuk membuat kandang binatang atau untuk menyimpan kapal.

Rumah Melayu Lipat Kajang

Rumah Adat Riau - Lipat Kajang
Rumah Adat Riau – Lipat Kajang

Rumah adat Riau berikutnya adalah Rumah Melayu Lipat Kajang, yang berasal dari Kepulauan Riau. Disebut lipat kajang karena atap rumah ini memiliki bentuk yang menyerupai bentuk perahu. Ujung atas rumah melengkung ke atas dan oleh masyarakat sekitar sering disebut lipat kajang atau pohon jerambah.

Rumah adat ini jarang atau tidak lagi digunakan oleh penduduk Riau. Salah satu alasan hilangnya budaya ini adalah konsep atau arsitektur bangunan masakini. Dan masyarakat menemukan bentuk bangunan mereka lebih sederhana dan mudah dibangun.

Rumah Melayu Atap Limas Potong

Rumah Adat Riau - Limas Potong
Rumah Adat Riau – Limas Potong

Rumah adat kelima dan kedua Riau adalah Rumah Melayu Atap Limas Potong. Selain rumah adat salaso, rumah adat ini juga sering digunakan oleh sebagian besar penduduk Riau. Perlu diingat, karena sebagian besar orang Riau berasal dari suku adat Melayu. Tidak heran mereka lebih suka memiliki rumah seperti ini.

Rumah Rumah Melayu Atap Limas Potong adalah rumah adat masyarakat Melayu adat yang hidup di Riau. Rumah ini memiliki atap berbentuk piramida terpotong. Kita dapat menemukan rumah ini di provinsi Riau, selain Riau rumah ini juga dapat ditemukan di Kepulauan Riau.

Seperti rumah adat Riau lainnya, rumah ini juga termasuk dalam kelompok panggung. Panggung di rumah ini sekitar 1,5 meter dari lantai. Luasnya rumah ini tergantung pada kemampuan dan keinginan pemiliknya.

Semakin kaya orang, semakin besar rumah dan semakin banyak dekorasi. Namun, ini tidak menjadi referensi utama yang menentukan ukuran rumah ini. Tergantung keinginan atau kebutuhan pemiliknya.

Itulah penjelasan mengenai rumah adat Riau, dan itulah salah satu aset hasanah rumah adat Indonesia.

Leave a Comment